KARO - Pembangunan tiga unit tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) di Desa Lepar Samura, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo yang menggunakan dana desa (DD) 2024 dituding tidak rasional atau tak masuk akal.
Pasalnya, satu unit bangunan berukuran 2, 5 x 1, 25 meter menelan biaya yang fantastis sekitar Rp.103 juta lebih. Sementara 2 bangunan lainnya yang disatukan berukuran 6 x 3, 5 meter juga menelan biaya Rp.145 juta.
Menurut salah seorang warga setempat yang mengaku bermarga Ginting (50), Kamis (05/11-2024) menyebut jika bangunan MCK bersumber dari dana desa (DD) sangat tidak masuk akal.
"Yah, kami warga disini saja tidak dilibatkan. Pembangunan itu dikasih ke pihak ketiga. Sepengetahuanku, hanya ada tiga orang tukang yang bekerja, " ujarnya.
Sementara berdasarkan laporan yang disampaikan warga. Rencana anggaran biaya (RAB) tiga unit bangunan MCK yang menghabiskan dana ratusan juta rupiah terlalu besar.
"Coba saja kita hitung, berapa harga per meter bangunannya itu yang dibuat kepala desa. Ini patut dipertanyakan, bisa juga ada mark up harga bahan material. Karena warga desa tidak dilibatkan, " pungkasnya.
Dikatakannya, ukuran bangunan MCK prosesnya tanpa melalui musyawarah dengan warga. Tim pelaksana kegiatan (TPK) desa saja tidak diketahui.
Sementara, Kepala Desa Lepar Samura, Rio Karo Sekali saat dikonfirmasi, Kamis (05/11-2024) melalui pesan singkat WhatsApp sekira pukul 17:25 WIB mengatakan anggaran bangunan MCK yang besar dikarenakan adanya program padat karya tunai.
"Benar buk. Karna program pemerintah tentang padat karya tunai, di mana salah satunya berisi upah pekerja minimal 50?ri total pekerjaan. Jadi untuk pembangunan penganggaran jadi membengkak, " tulisnya singkat.
(Anita Theresia Manua)